DelusiKau datang bergugusanBagai dogma keagamaanMerangsak pikiranMeninggikan anganAku di siniTetap berdiri dengan resistansiMengukuhkan konsistensiMenahan belaian ambisiYa, diriku tak lebih dari duapuluhlimaSelalu memandang hamparan sutra beriramaYang lembut bagai dramaMemandamkan seluruh jiwa ragaBedebah kau aksiomaBagai nabi yang memperbudak logikaJentikan jari merebahkan caraMenundukan aku yang tak lebih dari duapuluhlimaKau patung bernyawaDigerakan oleh sang maestro bahasaTak apa kau mengambil aurakuSelama masih bisa ku membeli nafas yang semuKubiarkan kau menguasaiDan biarlah ini sebagai delusi
Sabtu, 25 Mei 2013
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar